Kebiasaannya, seseorang yang melakukan kebaikan dikenali sebagai orang yang berilmu. Seseorang itu juga tidak akan mampu berbuat kebaikan selagimana dia tidak tahu erti kebaikan tersebut.
Justeru, kita perlu tahu erti kebaikan agar ia dapat diterjemahkan dengan baik. Misalnya, seseorang itu tahu tentang hakikat kebaikan. Secara tidak langsung, ilmunya itu menjadi dorongan baginya untuk melakukan kebaikan tersebut. Sedangkan pengetahuannya mengenai kemudaratan pula akan menjadi dorongan untuk dia meninggalkan kemudaratan tersebut.
Segala keburukan yang dilakukan dianggap berpunca daripada kejahilan. Maksudnya, seseorang tidak akan melakukan keburukan dalam keadaan dia tahu sesuatu perkara itu memang keburukan. Jikalau orang yang baik itu ialah orang yang tahu tentang kebaikan dan keburukan, timbul pula persoalan, mengapa ada orang yang sudah tahu tetapi masih melakukan kejahatan?
Ilmu vs Nafsu
Subscribe
Gain access to all our Premium contents.More than 100+ articles.
Free Trial
Free trial access for 200 articles.Click now